Api menjadi unsur penting dalam kehidupan umat manusia. Dengan api kita dapat melakukan aktivitas memasak, bersosialisasi dan kreativitas lain. Bahkan dalam kegiatan perkemahan api unggun menjadi hal yang wajib. Fungsi api unggun pun dalam sejarah Homo hingga manusia kini menjadi hal yang penting. Bahkan api menjadi bagian unsur sejarah penting kisah evolusi manusia.
Daftar Isi
Pengertian api unggun
Bila kita mendekati api unggun maka badan akan merespon adanya panas. Panas adalah energi yang yang berasal dari api. Energi panas dari api itulah yang kita manfaatkan dalam perkemahan untuk memasak dan berbagai kegiatan lainnya.
Secara sains api adalah oksidasi cepat terhadap suatu material yang terjadi secara kimiawi dalam bentuk pembakaran. Oksidasi kimiawi yang terjadi menghasilkan panas, cahaya, dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya.
Baca juga:
- Perkemahan Dalam Kegiatan Pramuka
- 7 Tujuan dan Manfaat Berkemah di Alam Terbuka
- 3+ Alasan Menarik Kenapa Orang Suka Berkemah
Unsur pembentuk api unggun
Terbentuknya api unggun dalam perkemahan karena adanya tiga unsur pembentuk api. Yakni oksigen, bahan bakar, dan panas.
Oksigen (O2)
Unsur kimia O2 pembentuk api unggun pada perkemahan bersumber dari udara. Dengan batasan volume O2 minimal 15% maka api dapat menyala dengan bahan bakar yang cukup.
Bahan bakar
Seperti manusia yang membutuhkan karbohidrat sebagai bahan untuk sumber energi tubuh. Maka api membutuhkan bahan bakar untuk menghasilkan energi panas. Bahan bakar api dapat berbentuk gas, padat, dan cair. Dan unsur karbon (C) menjadi bahan mayoritas setiap bentuk bahan bakar pembentuk api. Contohnya adalah minyak. Dimana minyak bumi terdiri dari unsur karbon sebesar 83 – 87%.
Panas
Dalam mencapai suhu penyalaan api unggun. Maka sumber panas sangat penting. Sumber panas berasal dari adanya gesekan, sinar matahari, dan percikan api.
Reaksi kimia api
Pada api terjadi proses rantai reaksi kimia. Yakni setelah terjadinya proses difusi antara oksigen dan uap bahan bakar. Maka akan berlanjut dengan terjadinya penyalaan dan terus bertahan sebagai suatu reaksi kimia berantai. Selagi unsur utama pembentuk api masih tersedia.
Sejarah api
Cara menemukan api unggun dalam sejarah peradaban manusia anggota hominin menjadi hal yang sangat penting. Dengan api, hominin dapat berkreativitas untuk berbagai aktivitas.
Contoh awal sejarah penggunaan api kemungkinan adalah produk dari sambaran petir atau titik api kecil setelah kebakaran hutan.
Beberapa situs sejarah penemuan api dan domestikasi berhasil ditemukan oleh peneliti. Daerah situs sejarah penemuan api adalah Gesher Benot Ya’qov di Israel yang sudah ada sekitar 790.000 tahun yang lalu. Beeches Pit di Inggris, Schoningen di Jerman dan Zhoukoudian di Cina semuanya sekitar 400.000 tahun yang lalu. Dan situs – situs baru lainnya yang berusia sekitar 300.000 tahun yang lalu.
Para peneliti menemukan bukti adanya peciptaan dan domestikasi api. Seperti adanya lubang api dan arang fosil, tulang api, alat – alat yang dapat menghasilkan sumber panas (batu). Dan bahkan ada bahan bakar yakni kayu – kayu.
Baca juga:
- 7+ Julukan Baden Powell Selama Masa Hidupnya
- Buku Karya Baden Powell tentang Kepanduan Pramuka
- Cara Membuat Api Unggun dan Beberapa Hal Penting
Fungsi api unggun
Api dalam perkemahan memiliki fungsi yang penting. Dengan api unggun anggota pramuka dalam perkemahan dapat berinteraksi, memasak, dan berkreativitas lainnya.
Dalam sejarah peradaban Homo, api memiliki fungsi sebagai katalisator kreativitas dan produktivitas. Dengan api Homo dapat berkreativitas untuk memasak yang memiliki fungsi untuk menghilangkan racun dan bakteri pada bahan makanan. Seperti tanaman golongan USOs (Underground Stoarage Organs) sebagai makanan.
Selain itu fungsi api unggun yakni menciptakan cahaya untuk menarik dan mengusir hewan predator. Maka api mungkin menjadi komponen penting dalam ceruk manusia hingga saat ini.
Aspek dalam sistem umpan balik yang membantu mempercepat perubahan teknologi. Dan sosial dalam kisah evolusi kita. Dengan adanya api maka kita dapat membantu kita memberikan lebih dari sekedar makanan.
Referensi: