Update Terakhir: 5 Desember 2022 oleh Adha Susanto
Estimasi waktu baca: 3 menit
Ada beragam prosesi adat atau tradisi dalam pelaksanaan upacara pernikahan anggota Pramuka di setiap pangkalan. Susunan pelaksanaan upacara adat yang terlaksana dalam rangkaian prosesi khususnya pun memiliki makna simbolik tersendiri.
Upacara adat ini pun menjadi suatu keharusan yang harus terlaksana pada setiap anggota yang menikah. Terutama bagi yang pelaksanaannya berlokasi tidak jauh dari pangkalan atau sanggar Pramuka.
Pelaksanaan upacara adat dapat berlangsung dengan mengikutsertakan pemangku adat. Karena kegiatan ini menjadi salah satu tugas yang harus terlaksana oleh pemangku adat.
Baca Juga:
Prosesi Upacara Adat Pernikahan Pramuka
Dalam pelaksanaan upacara adat umumnya setiap pangkalan akan melangsungkan tiga rangkaian susunan acara.
Pembacaan Narasi Upacara
Agar kegiatan upacara adat pernikahan Pramuka terasa lebih menyentuh untuk anggota yang menikah. Pembacaan narasi yang mengiringi pengantin atau arakan khusus dari pangkalan harus terbacakan dengan nada dan intonasi yang tepat.
Untuk itu setiap petugas yang bertugas membacakan narasi harus banyak berlatih. Agar pesan dan kesan dalam setiap kalimat dapat tersampaikan dengan indah penuh makna. Khususnya bagi kedua mempelai yang akan menjalani kehidupan baru.
Tongkat Pora
Jika di upacara pernikahan militer menggunakan pedang pora. Maka prosesi upacara pernikahan di Gerakan Pramuka menggunakan tongkat pora. Pesan dan kesan dari prosesi ini pun tidak berbeda jauh dengan apa yang sering kita lihat di upacara militer.
Gerakan Pramuka Racana Alauddin dan Maipa Deapati adalah satu dari banyak pangkalan yang melaksanakan upacara tongkat Pora.
Tujuan dari upacara tongkat pora tersebut adalah untuk menjalin hubungan silaturahmi yang kuat, antara kakak dan adik. Serta untuk mengantarkan kedua mempelai ke depan pintu gerbang pernikahan.
Selain itu prosesi upacara adat pernikahan dengan tongkat pora juga melambangkan kebanggaan dan kebahagiaan Pramuka Racana.
Hunusan tongkat melambangkan bahwa dengan bersikap dan berjiwa kesatria mempelai akan selalu siap untuk mengatasi segala rintangan. Dan menerobos semua hambatan yang akan menghalangi kehidupan mereka.
Sementara formasi dua shaf berhadapan melambangkan pintu gerbang yang akan mereka lalui. Dan merupakan awal suka dan duka dalam menempuh kehidupan yang baru.
Penyerahan Piala atau Kenangan Khusus
Sebagai bentuk suka cita Pramuka terhadap anggotanya yang menempuh hidup baru. Memberikan sebuah kenangan khusus dalam bentuk piala atau yang lainnya menjadi hal yang unik dan mengesankan bagi kedua mempelai.
Tertarik untuk menikah dengan adat tongkat Pora? Yuk gabung dalam Gerakan Pramuka Racana Pandega Universitas Diponegoro atau di pangkalan kampus Anda.
Baca Juga: