Literasi Sains Pramuka Apakah Itu?

literasi sains pramuka

Update Terakhir: 26 Juni 2022 oleh Adha Susanto

Sejak ditetapkannya kurikulum 2013 Pramuka menjadi ekstrakulikuler sekolah yang wajib. Pada kurikulum 2013 secara eksplisit literasi sains menjadi literasi dasar untuk mencapai kecakapan pembelajaran abad ke-21. Namun, apakah kegiatan Pramuka di sekolah telah mengimplementasikan materi literasi sains? Dan apakah literasi sains Pramuka dapat di terapkan dan menjadi contoh bentuk kegiatan lieterasi yang memiliki manfaat? Untuk mengetahui jawabannya yuk simak ulasan menariknya.

Gerakan Pramuka dan Literasi Sains

Berdasarkan pengertiannya Pramuka adalah pendidikan non formal yang menerapkan nilai kepramukaan (satya dan dharma). Pada pelaksanaannya pendidikan kepramukaan menerapkan metode belajar interaktif dan progresif. Sedangkan tujuan kependidikan kepramukaan beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Membentuk karakter pemuda yang memiliki watak, kepribadian dan akhlak yang mulia
  2. Menanamkan semangat jiwa nasionalis dan bela negara
  3. Membekali kaum muda dengan berbagai kecakapan dan keahlian

Beberapa tujuan pendidikan kepramukaan tergambarkan secara eksplisit. Bahwa Pramuka adalah organisasi pendidikan yang berwawasan materi untuk membentuk pemuda berkarakter, berkualitas dan kenegaraan. Untuk memperkuat kedudukan Gerakan Pramuka sebagai organisasi kependidikan. Maka pemerintah Indonesia melegalkannya dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.

Dalam Undang – Undang tersebut menyebutkan kegiatan pendidikan kepramukaan di maksudkan untuk meningkatkan berbagai kemampuan sebagai berikut:

  1. Spiritual dan intelektual
  2. Keterampilan dan
  3. Ketahanan diri

Literasi Sains dan Kurikulum 2013

Kata literasi sains mungkin jarang terdengar bagi kita yang minat bacanya masih rendah. Literasi sains menurut OECD (2016), adalah kemampuan mengidentifikasi dan memahami fenomena ilmiah yang di perlukan untuk mengambil keputusan tepat berdasarkan fakta.

literasi sains pramuka contoh kegiatan manfaat materi
Literasi Sains – freepik

Berdasarkan ketetapan World Economic Forum pada tahun 2015. Literasi sebagai aspek pengetahuan bagi masyarakat terdiri dari enam literasi. Enam literasi tersebut yaitu baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan.

Gerakan literasi sains nasional pun kemudian di gencarkan oleh Kemendikbud untuk mendukung kecapakan pembelajaran abad ke-21. Dengan menerapkan beberapa karakteristik pembejalaran yang relevan. Adapun beberapa karakteristiknya adalah sebagai berikut:

  1. Keterampilan berpikir kritis
  2. Penyelesaian masalah
  3. Kreativitas
  4. Komunikasi dan kerjasama

Untuk mencapai berbagai macam kemampuan yang berbasiskan literasi sains pada materi Pramuka. Maka pendidikan kepramukaan menerapkan metode belajar yang interaktif dan progresif. Demikian pula dengan kurikulum 2013 yang memiliki aspek penilaian yang sama dengan kepramukaan, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta perilaku.

Baca juga:

Pentingnya Literasi Sains Bagi Pramuka

Kegiatan Pramuka identik dengan keakrabannya terhadap alam. Memanfaatkan sumber daya dan tanda alam untuk adaptif karena memilili kreatifitas.

Namun, apa tanggapan Anda ketika mendengar salah satu contoh kasus kegiatan susur sungai anggota Pramuka salah satu sekolah di Sleman tahun 2020? 

Pendidikan kepramukaan bertujuan untuk membentuk pemuda dengan kemampuan intelektual dan ketahanan diri menimbulkan keraguan di lingkungan sekitar. Keraguan muncul karena dasarnya kegiatan Pramuka berwawasan alam yang paham hukum alam. Malah justru terjerat hukum alam.

Peristiwa tersebut cukuplah menjadi satu – satunya contoh kegiatan Pramuka yang kurang menerapkan literasi sains. Dan yang kurang memahami akan manfaat literasi sains dan teknologi dalam kehidupan.

Kehidupan abad 21 misalnya pada kegiatan industri tidak terlepas dari adanya peran kemajuan sains dan teknologi. Pesatnya perkembangan industri juga berdampak pada banyaknya permasalahan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan yang muncul. Beberapa contoh permasalahan yang telah menjadi isu global adalah pemanasan global, pencemaran lingkungan, dan konflik antar golongan.

Melalui pendidikan kepramukaan berbasis literasi sains setidaknya dapat memberikan manfaat untuk membentuk pola pikir dan membangun karkter untuk peduli dan bertanggungjawab. Membangun kolaborasi yang di mulai dari diri sendiri untuk lebih memahami alam semesta, serta permasalahan masyarakat. Untuk mencapai pembelajaran berbasis literasi sains pada kegiatan kepramukaan maka perlu rancangan strategi.

Strategi Gerakan Literasi Sains Pramuka

Pramuka pada setiap jenjang umur memiliki tingkatan yang berbeda. Ketika usia Sekolah Dasar menjadi anggota siaga mula dan tata. Pada usia Sekolah Menengah Pertama menjadi Pramuka tingkat penggalang ramu dan rakit. Serta pada Sekolah Lanjut menjadi anggota Pramuka dengan tingkat penegak bantara dan laksana.

Anggota Pramuka yang telah memenuhi persyaratan umur dan telah menempuh penjenjangan berhak untuk naik tingkat. Syarat Kecakapan Umum (SKU) menjadi syarat wajib untuk menaikan status tingkatannya sebagai anggota Pramuka. Selain sebagai syarat penjenjangan SKU menjadi materi kegiatan Pramuka yang sering di ajarkan.

Pada poin – poin SKU penggalang dan penegak misalnya, terdapat berbagai materi tentang agama, sejarah, sosial dan sains. Proporsi poin yang menekankan pada pentingnya literasi sains bagi anggota Pramuka terbilang masih minim. Tingkat penggalang misalnya memiliki enam poin SKU mengenai literasi sains. Sedangkan tingkat penegak hanya tiga poin. Penerapan poin SKU pada kedua tingkatan tersebut dapat di katakan tanggung.

Pada poin SKU di tingkat penggalang ramu mengenal memilah sampah misalnya. Anggota hanya sebatas mengenal dan tidak memahami alasannya harus memilah sampah. Padahal dengan sedini mungkin mengenal apa itu sampah dan mengapa harus memilahnya masalah lingkungan dapat lebih termitigasi. Dengan mengenal sampah sedini mungkin, maka salah satu contoh kegiatan literasi sains untuk mencegah masalah lingkungan dapat terimplementasikan.

Baca juga:

Rancangan Strategi

Beberapa strategi untuk mencapai gerakan literasi sains pada kegiatan pendidikan Pramuka adalah sebagai berikut:

  1. Merumuskan poin SKU dengan menambah komposisi berbasis literasi sains
  2.  Menyesuaikan modul materi Kursus Mahir Tingkat Dasar (KMD) untuk melatih calon pembina Pramuka berbasis literasi sains. Yang selanjutnya dapat menjadi wadah berdiskusi untuk memproduksi contoh – contoh kegiatan edukatif literasi sains yang kreatif
  3. Menguatkan kapasitas fasilitator (pembina) dewasa yang kompeten terhadap literasi sains

Penerapan pendidikan kepramukaan berbasis gerakan literasi sains setidaknya menjadi perhatian penting Kwarnas sebagai pemegang kendali. Mengingat pada kurikulum 2013 yang mewajibkan siswa mengikuti ektrakulikuler Pramuka. Maka sudah seharusnya saling berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pemuda berwawasan intelektual, spiritual, dan kenegaraan. Agar lebih siap menghadapi kehidupan di abad 21.

Kesimpulan

Literasi sains Pramuka adalah program pendidikan kepramukaan untuk menghasilkan pemuda yang memahami fenomena ilmiah dan mengambil keputusan tepat sesuai fakta yang di perlukan dalam kehidupan abad 21. Untuk menyukseskannya maka beberapa strategi menghadapi tantangan perlu di rancang oleh Kwarnas sebagai pemegang kendali pendidikan kepramukaan. 

About Adha Susanto

Senior Rover Scout of Diponegoro University

View all posts by Adha Susanto →