Update Terakhir: 7 Maret 2021 oleh Abdul Jalil

Sejarah lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia adalah salah satu bukti nyata bahwa organisasi kepanduan yang ada di Indonesia berkembang pesat. Organisasi tersebut lahir karena sejarah panjang kepanduan sejak zaman penjajahan Hindia-Belanda, penjajahan Jepang dan zaman setelah kemerdekaan negara Indonesia.
Seperti yang kita ketahui Gerakan Pramuka yang di Indonesia dalam penerapannya mudah dijumpai di lingkungan pendidikan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Bahkan hampir setiap tingkat satuan pendidikan mulai SD sampai SMA sudah mewajibkan ekstrakurikuler Pramuka.
Membahas tentang lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia, kami akan menyajikannya pembahasan secara jelas, lengkap, dan mudah untuk dimengerti.
Daftar Isi
Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakangnya. Maka dari itu orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa yang terjadi sekitar tahun 1960.
Pada awalnya jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu. maka dari itu munculah peraturan yang mengatur tentang perkumpulan kepramukaan.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960. Ketetapan MPRS yang disahkan tanggal 3 Desember 1960 berisi rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330C yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila.
Selanjutnya penertiban kepanduan dan pendidikannya supaya diintensifkan dan menyetujui rencana pemerintah untuk mendirikan Pramuka diatur pada Pasal 349 Ayat 30. Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (lampiran C ayat 8).
Munculnya ketetapan itu menjadikan pemerintah wajib melaksanakannya. Karena itulah Presiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia. Agenda perkumpulan ini bertempat di Istana Negara. Pada agenda Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan beberapa poin penting tentang kepanduan.
Poin-poin yang disampaikan yaitu kepanduan yang ada harus diperbaharui. Metode dan aktivitas pendidikan harus diganti. Organisasi kepanduan harus dilebur menjadi Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Prijono, Dr.A. Azis Saleh, Achmadi. Kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka.
Pada bulan April keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah kemudian mengolah Anggaran Dasar sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Keputusan Presiden ini disahkan pada tanggal 20 Mei 1961 .
Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia
Ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
- Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan organisasi kepanduan. Pidato ini dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA.
- Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961. Keppres ini menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda.
- Mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola organisasi dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
- Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
- Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961. Keppres ini menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda.
- Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Diperkenalkan Kepada Masyarakat Indonesia
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang diantaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.
Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengkubuwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 merupakan sejarah penting dan kemudian dikenal sebagai peringatan HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka di Indonesia.
Semoga artikel ini bermanfaat ^_^
Editor: Abdul Jalil