Tiga Permainan Tradisional Jawa Tengah

gobak sodor dan tiga contoh permainan tradisional jawa tengah

Update Terakhir: 28 Agustus 2023 oleh Adha Susanto

Estimasi waktu baca: 6 menit

Cublak-cublak suweng, gobak sodor, dan benteng adalah tiga contoh permainan tradisional dari Jawa Tengah.

Tiga permainan yang dimainkan lebih dari tiga dan secara kelompok ini dapat melatih kecakapan dan karakter anak.

Karena permainan tradisional hingga kini masih menjadi sarana pendidikan bagi anak-anak dalam melatih kerjasama, empati, dan tanggung jawab.

Terlebih, ketika anak-anak bermain dengan teman sebayanya, secara alami dia akan belajar mengalah, memahami, dan berinteraksi.

Lantas bagaimana peran permainan tradisional Jawa Tengah dalam melatih dan mengembangkan karakter dan kecakapan anak. Yuk, simak ulasannya di bawah ini.

Baca Juga:

Gobak sodor permainan tradisional Jawa Tengah

Tidak membutuhkan peralatan khusus untuk menunjang permainan yang sangat mengandalkan fisik. Gobak sodor adalah satu dari banyak permainan tradisional yang hanya membutuhkan lapangan luas.

Dengan lapangan yang luas, dua kelompok anak-anak yang setiap kelompoknya minimal berjumlah empat orang dapat membuat arena permainan.

Arena permainan yang berbentuk persegi panjang dengan perbandingan panjang 16 m dan lebar 8 m. Kemudian, dibagi menjadi beberapa bujur sangkar sesuai jumlah pemain dalam satu kelompok.

Menghalang lawan agar tidak melewati dan pemain yang berusaha melewati garis pertahanan adalah konsep dasar permainan gobak sodor.

Jika salah satu anggota berhasil dipegang oleh seorang sodor, satu kelompoknya pun harus bertukar tempat menjadi seorang sodor yang mempertahankan garis.

Dari permainan tradisional asal Jawa Tengah ini, anak-anak dapat mengenal berbagai nilai karakter.

Adapun nilai karakter dalam permainan tradisional gobak sodor ialah kejujuran, sportifitas, kerjasama, prencanaan strategi, dan kepemimpinan.

Baca Juga: 3 Permainan Pramuka untuk Meningkatkan Kekuatan

Bentengan permainan tradisional Jawa Tengah

Hampir sama dengan permainan gobak sodor yang harus menjaga lawan agar tidak melewati garis pertahanan.

Pada permainan ini terdapat dua kelompok yang akan saling menawan dan memperebutkan benteng, serti mencari perlindungan dalam garis pertahanan.

Sebelum permainan berlangsung, anak-anak yang terdiri dari 10 orang akan terbagi menjadi dua tim dengan cara hompimpa alaium gambreng.

Salah satu contoh permainan tradisional Jawa Tengah ini pun membutuhkan fisik dan strategi agar bisa mempertahankan dan merebut benteng lawan.

Dalam pelaksanaan permainannya terdapat sejumlah aturan permainan yang harus dipatuhi oleh kedua kelompok.

Misalnya, area aman yang tidak boleh diserang oleh lawan dan pemain yang baru memegang benteng mempunyai kekuatan lebih sebagai penawan.

permainan benteng dari jawa
Aturan Permianan Bentengan – SMPN 2 Tuntang

Agar lebih jelas, di bawah ini adalah aturan permainan tradisional dari Jawa Tengah yang dapat melatih ketangkasan dan kekuatan fisik:

  1. Masing-masing kelompok yang telah terbentuk memilih tiang atau pilar sebagai “benteng/markas.” Sekitar benteng terdapat area aman untuk kelompok yang memiliki tiang atau pilar tersebut. Bila berada dalam area aman, mereka tidak perlu takut terserang oleh lawan.
  2. Para anggota kelompok akan berusaha menyentuh lawan dan membuatnya “tertawan/tertangkap.”
  3. Pemain harus sering kembali, dan menyentuh bentengnya karena “penawan” dan yang “tertawan” berdasarkan dari waktu terakhir menyentuh “benteng.”
  4. Orang yang paling dekat waktunya menyentuh benteng berhak menjadi “penawan.” Mereka bisa mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk menjadikan tawanan.
  5. Pemenang adalah kelompok yang dapat menyentuh tiang atau pilar lawan dan meneriakan kata, “Benteng!”

Dari permainan benteng, anak-anak dapat mengembangkan karakternya seperti melatih kesabaran, suportifitas, menerima apa saja hasilnya, dan tingginya nilai berjuang.

Cublak-cublak suweng

Jika dua contoh permainan tradisional Jawa Tengah di atas mengandalkan kekuatan fisik yang umum sebagai permainan oleh anak laki-laki.

cublak cublak suweng dari jawa tengah
Permainan Cublak-Cublak Suweng dari Jawa Tengah – Eksotika Desa

Cublak-cublak suweng yang termasyhur sebagai permainan dari Jawa Tengah umumnya menjadi permainan bagi anak-anak perempuan di dalam ruangan. Namun, bisa pula menjadi permainan bagi anak laki-laki.

Permainan dalam ruangan atau game indoor ini pun menjadi alternatif ketika cuaca di luar sedang tidak bersahabat, karena hujan deras atau panas.

Sebanyak tiga orang anak atau lebih dapat memainkan permainan ini dengan mudah. Sebab pelaksanaan permainan ini hanya dengan mengetuk-ketuk (cublak-cublak) dengan memindahkan subang (suweng) atau biji-bijian dari telapak tangan.

Nah, uraian di bawah ini adalah cara bermain cublak-cublak suweng sebagai permainan tradisional yang berasal dari Jawa Tengah.

Baca Juga: 4 Permainan Mencari Jejak: Tujuan dan Fungsi

Cara bermain

Sebelum permainan berlangsung, seluruh pemain melakukan hompimpa untuk menentukan siapa yang akan menjadi Pak Empo. Sedangkan anak-anak lainnya melingkari Pak Empo.

Pemain-pemain yang duduk melingkari Pak Empo membuka telapak tangan dan meletakkannya di punggung Pak Empo.

Salah satu pemain mendapatkan tugas untuk memegang biji-bijian atau batu, yang kemudian, biji atau batu itu berpindah tempat dari telapak tangan satu ke telapak tangan lainnya.

Selama perpindahan biji atau batu setiap anak menyanyikan lagu dengan judul “Cublak-Cublak Suweng”.

Cublak Cublak suweng

suwenge ting gelenter

mambu ketundung gudel

Pak Empo lera lere

sopo ngguyu ndelikake

Sir sir pong dele kopong, sir sir pong dele kopong

Pada saat kalimat sopo ngguyu ndelikake, salah satu anak akan menyembunyikan biji atau batu dalam genggamannya.

Saat akhir lagu, semua anak atau pemain menggenggam kedua tangan masing-masing, pura-pura menyembunyikan, sambil menggerak-gerakan tangan.

Kemudian, Pak Empo bangun, dan menebak dalam tangan siapa biji atau batu itu bersembunyi. Bila tebakan Pak Empo benar, anak yang menggenggam biji atau batu akan mendapatkan tugas sebagai Pak Empo. Jika tebakan Pak Empo salah, ia kembali ke posisi semula dan permainan berlangsung kembali.

Contoh permainan tradisional asal Jawa Tengah ini mengajarkan anak untuk bisa bertanggungjawab. Karena dalam proses permainan cublak-cublak suweng anak-anak belajar sambil bermain untuk bisa suportif, dan menjalankan tugas dengan penuh tanggungjawab.

Baca Juga;

About Adha Susanto

Senior Rover Scout of Diponegoro University

View all posts by Adha Susanto →